Sabtu, 23 Februari 2013

Ritual Seks di Gunung Kemukus untuk Cari Kekayaan?

Sudah menjadi cerita umum, ada ritual mencari pesugihan semacam babi ngepet dan lainya dilakukan orang di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah. Untuk mendapatkan pesugihan itu, konon harus berhubungan seks dengan pasangan tidak sah.
Ritual mesum ini banyak dilakukan oleh orang-orang yang mencari jalan pintas untuk menjadi kaya. Di gunung ini, ratusan warga dari berbagai wilayah di Jawa terutama datang berduyun-duyun ke Gunung Kemukus ini. Mereka bertujuan untuk mencari pasangan melakukan ritual pesugihan itu. Bagaimana sebenarnya ritual ini bisa menjadi semacam tata cara dan menjadi semacam tradisi yang sesat?
Tempat ritual ini berada di Gunung Kemukus tepatnya terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 km sebelah utara Kota Solo. Untuk mencapai daerah ini tidak terlalu sulit, dari Solo bisa naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan, dari situ di sebelah kiri jalan akan ditemukan pintu gerbang yang bertuliskan "Daerah Wisata Gunung Kemukus", dari gerbang tersebut kita bisa naik ojek atau berjalan kaki menuju tempat penyeberangan dengan perahu.
Gunung Kemukus identik sebagai kawasan wisata seks karena di tempat ini orang bisa sesuka hati mengkonsumsi seks bebas dengan alasan untuk menjalani laku ritual ziarahnya, itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan berhasil.
Dalam suatu aturan yang tidak resmi diwajibkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya . Tapi jika ingin membawa pasangan sendiri pun tidak jadi masalah.
Acara ritual seks di Gunung Kemukus ini ada yang menganggap hanya sebuah legenda rakyat daerah. Zaman dulu dikisahkan tentang seorang Pangeran dari Kerajaan Majapahit yang bernama Pangeran Samudro bangsawan ini berasal dari kerajaan Majapahit tapi ada juga yang menyebutnya berasal dari zaman Kerajaan Pajang.
Menurut cerita, Pangeran Samudro ini jatuh cinta kepada ibunya sendiri yaitu Dewi Ontrowulan. Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.
Setelah diusir oleh ayahnya inilah Pangeran Samudro melakukan perjalanan hingga akhirnya sampai ke Gunung Kemukus, tak lama kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan.
Singkat cerita, ibu dan anak yang tengah dilanda asmara ini melepas kerinduan setelah sekian lama tidak bertemu. Namun, sebelum sempat ibu dan anak ini melalukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia.
Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Menurut cerita lainnya, sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya.
"Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun". Begitulah isi sumpah yang dilontarkan Pangeran Samudro sebelum akhirnya wafat.
Dari cerita legenda tentang Pangeran Samudro ini lah ritual di Gunung Kemukus seolah menjadi ajang pesta seks untuk meminta kekayaan. Jika berhasil, kedua pasangan yang bukan sah sebagai suami istri ini harus bertemu kembali untuk melakukan selamatan dan syukuran di Gunung Kemukus itu kembali.
Jika ingkar, maka kedua pasangan yang telah berjanji di makam Pangeran Samudro ini, akan jatuh miskin kembali. Bahkan, menurut mitos dan kepercayaan warga mereka atau titisan kedua pasangan yang melakukan ritual mesum berdua itu akan mengalami celaka.


Source: merdeka.com

Asal Mula Gunung Gunung Kemukus

Objek Wisata Ziarah Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Objek ini terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah masyarakat.
Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang di tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa
apabila ingin ngalap berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam satu lapan ( 1 lapan = 35 hari).
Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para peziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginannya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdo’a dan berusaha di jalan yang benar. Singkatnya, paradigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat tersebut tidak benar adanya.
Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi.


Sejarah Pangeran Samudro
Pangeran Samudro adalah putra Raja Majapahit terakhir dari ibu selir. Ketika Kerajaan Majapahit runtuh, Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan beliau bersama ibunya ikut diboyong ke Demak Bintoro oleh Sultan Demak. Pada waktu itu beliau telah berusia 18 tahun.
Selama berada di Demak, Pangeran Samudro mendapat bimbingan ilmu agama dari Sunan Kalijaga. Ketika dirasa cukup dan usianya telah semakin dewasa maka atas petunjuk dari Sultan Demak melalui Sunan Kalijaga, Pangeran Samudro diperintahkan untuk berguru tentang agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu sekaligus mengemban misi suci untuk menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai. Pangeran Samudro mentaati nasehat tersebut dan pergi berguru pada Kyai Ageng Gugur dengan didampingi oleh dua abdinya yang setia.
Selama berguru kepada Kyai Ageng Gugur, Pangeran diberi ilmu tentang intisari ajaran Islam secara mendalam. Selama itu pula, Pangeran tidak mengetahui bahwa Kyai Ageng Gugur sebenarnya adalah kakaknya sendiri. Ketika dirasa Pangeran Samudro telah menguasai ilmu yang diajarkan, Kyai Ageng Gugur baru menceritakan siapa beliau sesungguhnya. Betapa terkejutnya Pangeran Samudro mendengar cerita tersebut, karena beliau teringat akan amanat Sultan Demak untuk menyatukan saudara-saudaranya. Akhirnya, Pangeran Samudro menceritakan tentang amanat tersebut. Ternyata Kyai Ageng Gugur bisa menerima dan bersedia dipersatukan kembali dan ikut membangun Kerajaan Demak.
Setelah selesai berguru dan tercapai maksud tujuannya, Pangeran Samudro dan dua abdinya kembali ke Demak. Mereka berjalan ke arah barat dan sampailah mereka di Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) kemudian mereka beristirahat untuk melepaskan lelah. Di dukuh tersebut mereka bertemu dengan orang yang berasal dari Demak (Wulucumbu Demak) yang bernama Kyai Kamaliman. Di dukuh ini, Pangeran Samudro berniat bermukim sementara untuk menyebarkan agama Islam.
Setelah dirasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke arah barat dan sampai di suatu tempat di padang “oro-oro” Kabar. Sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Kabar, Desa Bogorame (Gemolong). Di tempat ini Pangeran Samudro terserang sakit panas. Walaupun demikian, perjalanan tetap dilanjutkan sampai ke Dukuh Doyong (wilayah Kecamatan Miri). Karena sakit yang diderita semakin parah, Pangeran memutuskan untuk beristirahat di dukuh tersebut.
Ketika sakitnya semakin parah dan dirasa akan sampai pada ajalnya/hampir meninggal, Pangeran Samudro memerintahkan salah seorang abdinya untuk mengabarkan kondisinya kepada Sultan di Demak. Seusai mendengar amanat Sultan, abdi tersebut diperintahkan untuk segera kembali. Dan ketika abdi tersebut kembali ke tempat di mana Pangeran beristirahat, Pangeran Samudro telah meninggal. Selanjutnya sesuai dengan petunjuk Sultan, jasad Pangeran Samudro dimakamkan di perbukitan di sebelah barat dukuh tersebut.
Sebelum pemakaman, diadakan musyawarah di antara orang-orang yang memiliki lahan di sekitar wilayah itu. Mereka bersepakat bahwa lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro akan didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.



Sejarah Penamaan Gunung Kemukus
Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kasultanan Demak oleh Sultan Demak, namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro. Sultan Demak mengatakan, “Menurut hematku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya jika memang sudah menjadi suratan Yang Maha Kuasa bahwasanya sampai di situ saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat di bukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang-orang di sana”.
Pada awalnya keadaan di lokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya di tengah hutan belantara, serta banyak dihuni oleh binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk.
Selanjutnya diterangkan bahwa di atas bukit tempat Pangeran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut-kabut hitam seperti asap (kukus). Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus” sampai dengan saat ini. Demikianlah asal-usul Gunung Kemukus.



Sejarah Sendang Ontrowulan
Setelah menerima kabar dari Abdi Dalem Pangeran Samudro, Sultan Demak kemudian menyampaikan berita meninggalnya Pangeran Samudro tersebut kepada ibu Pangeran Samudro, R.Ay. Ontrowulan. Terkejutlah beliau mendengar berita tersebut dan memutuskan untuk menyusul ke tempat Pangeran Samudro dimakamkan. Kepergian ibunda Pangeran Samudro ke makam putranya diantar oleh abdi Pangeran Samudro yang setia. Ibunda Pangeran Samudro berniat untuk bermukim di dekat Makam Pangeran Samudro dan merawat makam putranya tersebut.
Setelah sampai di pemakaman, ibunda Pangeran Samudro langsung merebahkan badannya sambil merangkul pusara putra satu-satunya yang amat dicintainya. Sampai pada suatu ketika ia merasa bertemu kembali dengan putranya serta dapat bertatap muka dan berdialog secara gaib :
“Oh Ananda begitu sampai hati meninggalkan aku dan siapa lagi yang kutunjuk sebagai gantimu, hanya engkau satu-satunya putraku dan aku tidak dapat berpisah denganmu”.
Jawab Pangeran Samudro :
“Oh Ibunda, Bunda tentu tidak dapat berkumpul dengan Ananda sebab ibunda masih berbadan jasmani dan selama belum melepas raga, untuk itu harus bersuci terlebih dahulu di sebuah “sendang” yang letaknya tidak jauh dari tempat ini”.
Setelah terbangun dan tersadar dari pertemuan dengan putranya, beliau pun bangkit dan pergi ke sendang yang dikatakan putranya untuk bersuci. Setelah itu, rambutnya yang sudah terurai dikibas-kibaskan dan jatuhlah bunga-bunga penghias rambutnya. Konon bunga-bunga tersebut tumbuh mekar menjadi pepohonan “Nagasari” yang dapat dijumpai di sekitar lokasi hingga kini.
Oleh karena tebalnya rasa kepercayaan ibunda Pangeran Samudro yang melampaui batas keprihatinan, beliau akhirnya dapat mencapai muksa secara gaib sampai badan jasmaninya. Hal ini dikarenakan tak seorang pun tahu kemana perginya R.Ay. Ontrowulan atau dengan kata lain ibunda Pangeran Samudro hilang tak tentu rimbanya. Untuk mengenang peristiwa tersebut tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan, diberi nama “Sendang Ontrowulan”.



Sejarah dan Waktu Ziarah di Makam Pangeran Samudro
  1. Setiap hari selalu ada pengunjung yang berziarah ke Makam Pangeran Samudro meskipun tidak banyak. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang melakukan suatu pantangan/sesirihtertentu, misalnya melakukan pati geni selama beberapa hari di sana.
  2. Setiap Kamis malam Jum’at jumlah pengunjung lebih banyak dari hari-hari biasa.
  3. Setiap Kamis malam Jum’at Pon dan Kamis malam Jum’at Kliwon merupakan puncak kunjungan wisatawan/peziarah. Tidak kurang dari 10.000 pengunjung dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa datang untuk berziarah di tempat ini.
Puncak kunjungan wisatawan/peziarah di Gunung Kemukus terjadi setiap malam Ju’mat Pon di bulan Suro/Muharam. Pengunjung malam Jum’at Pon di bulan Suro/Muharam mencapai 15.000 orang dan pada malam Jum’at Kliwon di bulan Suro/Muharam mencapai 7.000 orang. Pada hari pertama di bulan Suro/Muharam diadakan ritual pencucian selambu makam Pangeran Samudro, yang biasa disebut dengan ritual Larab Slambu/Larab Langse, yang dilanjutkan dengan pentas wayang kulit semalam suntuk sebagai acara rutin tahunan di objek wisata ini.
Waktu yang tepat untuk berziarah menurut literatur yang ada dan tradisi masyarakat di sekitar Gunung Kemukus adalah hari Kamis malam Jum’at Pon. Hal ini bertolak dari kisah pada zaman kerajaan Demak, sebagai berikut :

Pada suatu ketika di hari Jum’at Pon setelah Sultan Demak melaksanakan sholat berjamaah (Jum’atan), beliau melayangkan pandangannya ke atas dan dilihatnya sebuah bingkisan. Kejadian tersebut tidak diketahui oleh seorang pun kecuali oleh Sultan sendiri. Bingkisan tersebut lalu diambil dan didalamnya terdapat kain putih yang bertuliskan “Ini adalah pakaian untuk bekel (Senopati) Tanah Jawa”. Sebuah benda berbentuk “Kotang Ontokusumo”. Kemudian menurut adat, pakaian ini dikenakan oleh orang yang akan memangku jabatan Pangeran Pali.
Kemudian kejadian itu dijadikan sebagai dasar / ketentuan dengan para wali. Ketentuan di mana apabila Sultan Demak berkenan mengadakan pertemuan dengan para wali, maka waktunya ditentukan yaitu tepat pada hari Jum’at Pon untuk memperingati peristiwa penemuan Pusaka Kotang Ontokusumo.

Berdasarkan pada cerita tersebut, masyarakat sekitar kemudian menjadikan malam Jum’at Pon sebagai puncak tahlilan/do’a bersama. Sampai saat ini, pada setiap malam Jum’at Pon banyak orang berduyun-duyun datang untuk berziarah ke Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus.



Inti Ziarah di Makam Pangeran Samudro
“Sing sopo duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku kudu sarono pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep nekani marang panggonane dhemenane” (Kadjawen, Yogyakarta : Oktober 1934)
“Barang siapa berhasrat atau punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus dengan kesungguhan, mantap, dengan hati yang suci, jangan serong kanan / kiri harus konsentrasi pada yang dikehendaki / yang diinginkan, dekatkan keinginan, seakan-akan seperti menuju ke tempat kesayangannya / kesenangannya”.
Petikan naskah atau wacana tersebut memang dapat ditafsirkan keliru, khususnya oleh masyarakat awam. Ada pendapat yang keliru yang mengatakan bahwa apabila berziarah ke Makam Pangeran Samudro harus seperti ke tempat kekasih/dhemenan dalam pengertian bahwa berziarah ke sana harus membawa isteri simpanan atau teman kumpul kebo serta melakukan hubungan seksual dengan bukan istri atau suami yang sah.. Parahnya, pendapat tersebut telah diterima oleh sebagian besar masyarakat.
Akan tetapi pandangan atau pendapat tersebut tidak benar dan perlu diluruskan. Munculnya pendapat tersebut berawal dari penafsiran pengertian kata “dhemenan”. Pengertian kata “dhemenan” dalam bahasa Jawa diartikan kekasih lain yang bukan isteri/suami sah (pasangan kumpul kebo), kekasih gelap, isteri/suami simpanan. Sehingga pengertiannya menjadi apabila ziarah ke Makam Pangeran Samudro harus membawa dhemenan.
Arti sesungguhnya dari kata “dhemenan” dalam konteks naskah dalam bahasa Jawa tersebut adalah keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita yang ingin segera terwujud/tercapai seperti seakan-akan ingin menemui kekasih.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang ingin dicapai atau apabila menghadapi rintangan yang menghalangi jalan untuk mencapai cita-cita/tujuan tersebut harus dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati yang bersih suci dan konsentrasi pada cita-cita dan tujuan yang akan dicapai/dituju. Dengan demikian, terbukalah jalan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tersebut dengan mudah.



Nilai-Nilai Keteladanan Pangeran Samudro
Apabila saat ini Makam Pangeran Samudro selalu ramai dikunjungi oleh peziarah adalah karena adanya keyakinan bahwa semasa hidupnya Pangeran Samudro adalah orang yang mulia, besar jasanya pada bangsa dan negara, serta selalu berbuat baik dan menghormati sesama.
Hal-hal yang perlu diteladani oleh para peziarah dari seorang figur Pangeran Samudro adalah :

  1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Menghargai orang tua sebagai perantara lahir manusia ke dunia.
  3. Selalu taat dan setia kepada negara dan Sultan (Pemerintah)
  4. Tidak takut menghadapi kesukaran,dan penderitaan dalam menunaikan tugas. 
 
 
INFORMASI UMUM
 
Lokasi Administratif
Secara administratif, Obyek Wisata Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.


Letak Geografis
Secara geografis, Objek Wisata Gunung Kemukus terletak sekitar ± 29 KM di sebelah utara kota Solo. Dari Sragen sekitar 34 KM ke arah utara. Jarak tersebut bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Dari kota Sragen dapat ditempuh selama ± 45 menit dengan kendaraan bermotor melewati jalan Sragen – Pungkruk/Sidoharjo – Tanon – Sumberlawang/Gemolong – Gunung Kemukus.
Dari kota Solo dapat menggunakan kendaraan bermotor selama ± 30 menit, melewati jalan Solo – Purwodadi turun di Barong kemudian menuju Gunung Kemukus dengan perahu menyeberangi Waduk Kedung Ombo.

Spesifikasi Makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus
Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dengan dibangunnya Waduk Kedung Ombo menjadikan Makam Pangeran Samudro berada di atas bukit yang menjorok ke tengah Waduk Kedung Ombo. Oleh karena itu, Obyek Wisata Gunung Kemukus juga merupakan salah satu objek wisata tirta di Kabupaten Sragen.
Komplek Makam Pangeran Samudro adalah Obyek Wisata Budaya di Kabupaten Sragen. Kawasan tersebut terdiri dari :

  1. Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu buah makam besar yang ditutupi kain selambu adalah makam Pangeran Samudro dan R.Ay. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah makam dua abdi setia Pangeran Samudro yang selalu mengikuti beliau kemanapun pergi.
  2. Di sebelah kanan makam terdapat sendang (sumber air) yang bernama “Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut merupakan tempat bersuci R.Ay. Ontrowulan ketika akan menemui putranya yang sudah meninggal. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis, bahkan di musim kemarau sekalipun.

Fasilitas Pengunjung

Kawasan Wisata Gunung Kemukus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung pariwisata yang tentu saja bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi para pengunjung, antara lain: mushola, kamar kecil, tempat parkir, penginapan, dan ruang informasi.



Tiket Masuk

  • - Hari Biasa                                                 Rp 3.000,-
  • - Malam Rabu & Jum’at Pon/Kliwon         Rp 4.000,-

Kamis, 21 Februari 2013

Manfaat Kunyit (Kunir)

Kunir
Manfaat Kunyit (Curcuma domestic) di Indonesia kebanyakan digunakan sebagai bahan penyedap/bumbu masakan. Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya khasiat kunyit sangat baik untuk digunakan sebagai obat alami?
Banyak orang yang telah membuktikan manfaat kunyit untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman dengan habitat asli Asia Tenggara ini memiliki manfaat untuk obat alami berbagai macam penyakit maupun untuk menjaga kesehatan hingga sebagai bahan kosmetik perawat kecantikan.
Manfaat kunyit untuk kesehatan
Manfaat kunyit sangat baik bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian, diketahui dalam kunyit terdapat berbagai kandungan zat yang sangat baik bagi tubuh. Diantaranya adalah senyawa kurkuminoid (desmetoksikumin, kurkumin dan bisdesmetoksikurkumin), minyak asiri, lemak, karbohidrat, vitamin, protein, fosfor, kalium, zat pati, mineral, dll.
Beberapa nenek moyang kita telah mengetahui manfaat kunyit dan menggunakannya sebagai obat tradisional. Misalnya, untuk mengobati gusi bengkak kita dapat berkumur menggunakan air rebusan kunyit dicampur dengan gambir, untuk mengobati kaki yang luka kita dapat membuat salep dengan bahan dari kunyit yang dicampur dengan asam kawak.
Untuk mengatasi kaki bengkak, kita dapat menggunakan salep kunyit dengan campuran minyak kelapa, ramuan ini juga dapat mengeluarkan cairan penyebab bengkak, khasiat kunyit untuk obat penyakit kulit dan radang hati dapat diperoleh dengan meremas-remas kunyit yang dicampur biji cengkeh dan bunga melati. Jika Anda memiliki keluhan dengan reumatik atau sakit bengkak, Anda dapat membuat obat luar dari akar kunyit yang diremas.
Bagaimana Mendapatkan Manfaat Kunyit
Berikut ini adalah beberapa resep untuk mendapatkan manfaat kunyit sebagai obat alami untuk beberapa penyakit:
  1. Kunyit untuk obat penyakit Tifus. Sediakan 2 rimpang kunyit, 1 lembar daun sambiloto, dan 1 bonggol sere. Cuci seluruh bahan, kemudian tumbuk halus dan dipipis, lalu tambahkan segelas air hangat, lalu saring dan minum airnya.
  2. Kunyit sebagai obat Diabetes mellitus. Siapkan 3 rimpang kunyit dan setengah sendok teh garam. Rebus dengan 1 liter air lalu saring dan minum airnya 2x seminggu.
  3. Kunyit sebagai obat Usus buntu. Siapkan 1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, garam, dan gula aren secukupnya. Parut kunyit, beri perasan jeruk nipis, beri sedikit garam dan gula aren secukupnya, seduh dengan 1 gelas air panas, saring lalu minum airnya setiap pagi secara teratur

Manfaat Daun Salam

Manfaat Daun Salam
Manfaat daun salam yang selama ini banyak kita kenal adalah sebagai pelengkap bumbu untuk penyedap dalam masakan. Namun, apakah Anda sudah mengetahui tentang manfaat daun salam yang dapat digunakan untuk obat? Ya, daun dari tumbuhan dengan nama latin Syzygium polyanthum ini memang dapat digunakan untuk membuat obat alami dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Secara umum, karakteristik tumbuhan ini adalah memiliki pohon dengan tinggi yang dapat mencapai hingga 25 meter, berdaun rimbun, dan memiliki akar tunggang. Daun salam memiliki helaian dengan bentuk lonjong hingga elips dengan ujung yang meruncing. Selain manfaat daun salam yang kebanyakan digunakan sebagai bumbu dapur, kulit dari pohonnya dapat dimanfaatkan untuk anyaman bambu dan bahan pewarna jala.
Manfaat daun salam untuk obat alami antara lain dapat mengobati penyakit diabetes, kencing manis, maag (gastritis), tekanan darah tinggi (hipertensi), asam urat, hingga menurunkan kolesterol dalam tubuh, dll.
Beberapa manfaat daun salam untuk mengobati penyakit secara alami dapat kita peroleh dengan resep sebagai berikut:
  • Daun salam sebagai obat sakit Diare. Sediakan 15 lembar daun salam lalu cuci hingga bersih. Rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih, lalu tambahkan sedikit garam dan biarkan hingga dingin. Saring airnya dan minum.
  • Daun salam untuk mengobati Kencing Manis / Diabetes Mellitus. Siapkan sekitar 7-15 lembar daun salam yang masih segar. Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih dan tunggu hingga air yang tersisa tinggal 1 gelas. Peras dan saring airnya, lalu minum 2x sehari tiap sebelum makan.
  • Daun salam untuk obat sakit Asam Urat. Manfaat daun salam ini dapat Anda peroleh dengan menyediakan sekitar 10 lembar daun salam yang masih segar, lalu cuci hingga bersih, kemudian rebus menggunakan 4 gelas air dan tunggu hingga mendidih dan air yang tersisa tinggal 2 gelas. Saring airnya dan minum.
  • Daun salam sebagai obat Sakit maag (gastritis). Siapkan sekitar 15-20 lembar daun salam yang masih segar, kemudian cuci hingga bersih dan rebus menggunakan 0,5 liter air hingga mendidih selama 15 menit. Setelah mendidih, beri gula enau secukupnya. Tunggu hingga agak dingin dan minum airnya. Anda dapat meminum ramuan ini setiap hari hingga maag Anda sembuh.
Manfaat daun salam tersebut bermacam-macam dikarenakan pada daun yang memiliki rasa kelat ini mengandung beberapa kandungan flavonoid, tanin, dan minyak asiri (sitral, eugenol).

Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi :
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan nuklir

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

Gejala dan Peringatan Dini
• Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
• Belum ada metode pendugaan secara akurat

Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.

Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.

Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.

Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.

Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.

Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.

Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.

Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
  1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
  2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
  3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
  4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
  5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
  6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
  7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
  8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
  9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
  11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
  12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
  13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.


Sumber : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral.

THE LEGEND OF SURABAYA (Folklore from East Java)

A long time ago in East Java there were two strong animals, Sura and Baya. Sura was a shark and Baya was a crocodile. They lived in a sea. Actually, they were friends. But when they were hungry, they were very greedy. They did not want to share their food. They would fight for it and never stop fighting until one of them gave up.
It was a very hot day. Sura and Baya were looking for some food. Suddenly, Baya saw a goat.
“Yummy, this is my lunch,” said Baya.
“No way! This is my lunch. You are greedy! I had not eaten for two days!” said Sura.
Then Sura and Baya fought again. After several hours, they were very tired. Sura had a plan to stop their bad behavior.
“I’m tired of fighting, Baya,” said Sura.
“Me too. What should we do to stop fighting? Do you have any idea?” asked Baya.
“Yes, I do. Let’s share our territory. I live in the water, so I look for food in the sea. And you live on the land, right? So, you look for the food also on the land. The border is the beach, so we will never meet again. Do you agree?” asked Sura.
“Hmm… let me think about it. OK, I agree. From today, I will never go to the sea again. My place is on the land,” said Baya.
Then they both lived in the different places. But one day, Sura went to the land and looked for some food in the river. He was very hungry and there was not much food in the sea. Baya was very angry when he knew that Sura broke the promise.
“Hey, what are you doing here? This is my place. Your place is in the sea!”
“But, there is water in the river, right? So, this is also my place!” said Sura.
Then Sura and Baya fought again. They both hit each other. Sura bit Baya’s tail. Baya did the same thing to Sura. He bit very hard until Sura finally gave up. He went back to the sea. Baya was very happy. He had his place again.
The place where they were fighting was a mess. Blood was everywhere. People then always talked about the fight between Sura and Baya. They then named the place of the fight as Surabaya, it’s from Sura the shark and Baya the crocodile. People also put their fight as the symbol of Surabaya city.

THE SACRED CAVE (Folklore from Central Java)

Once upon a time there was long drought in Rembang, Central Java. Rain had not fallen in the place for a very long time. The air was very hot. All the leaves in the trees dried. The rice fields did not grow any plants. There was no source of water. Their only lake also dried.
The people were very thirsty. Children were dying. They did not get enough food and drink. Most of them were ill. Cattle also suffered from the drought season. One by one the cattle died. The villagers were very sad. For them, cattle were their precious things. They could not do anything when their cattle died.
Every day the villagers prayed to God. They wished to have rain. They really wanted to see rain fall so they and their cattle would have enough water to drink. And they also wanted to water their rice fields.
One day all the villagers had a meeting. They discussed how to stop the long drought.
“Sir, I heard there is someone who can help us. His name is Ki Mojo Agung. He has a great supernatural power. Maybe he can help us,” said one of the villagers.
“Good! Do you know where he lives?”asked the head of the village.
“That’s the problem, Sir. He lives very far from here.”
“OK, then. I need some strong men to go to Ki Mojo Agung’s house.”
Soon some strong man had their journey to visit Ki Mojo Agung. They spent days and nights and finally they arrived at Ki Mojo Agung’s house. They talked to him, and fortunately he agreed to help.
“I will help you. But you have to provide two things, a fish and a turtle. You can catch the fish and the turtle in the river there. Put them in this bucket. Remember, you have to keep the animals alive until we arrive in your the village. No matter how thirsty you are, don’t drink the water. If you do, the animal will die.”
The young men agreed. While they were trying to catch the fish and the turtle, they drank some water. They were so happy. and after they caught a fish and a turtle, they went back home. Ki Mojo Agung also joined them.
On the way back home, the young men started to be thirsty. One of them tried to drink the water in he bucket. Ki Mojo Agung was angry. He asked the young man not to join them anymore.
Finally they arrived. Ki Mojo Agung went to a cave. He put the fish and the turtle on the ground in front of the cave. People were very confused. They saw the fish and the turtle moving their bodies. They thought the fish and the turtle were ding. Well, they were wrong.
It was true that the fish and the turtle were floundering. But they were not dying. An amazing thing started to happen. On the ground where the fish and the turtle were moving their bodies, water came out. The villagers were happy. They immediately drank the water. They were very thankful.
Because the water came out in front of the cave, the people named the cave as the sacred cave or Gua Keramat.

Daily Habit Conversation

Annisa             : “Hello Rosa, how are you?”
Rosa                : “Hello Annisa, I’m fine. How about you?”
Annisa             : “Very well to, thank you. You look so hurry Rosa, where do you want to go, anyway?
Rosa                : “I want to go to English class. Aren’t you also?”
Annisa             : “Today English class free, Mrs.Ita has meeting today. Are you forget it?”
Rosa                : “Oh my God, I forgot that. So where will we go now?”
Annisa             : “Come on, we can breakfast in the canteen.”
Rosa                : “I had breakfast, but I’ll go with you.”
Annisa             : “Do you always have breakfast from home?”
Rosa                : “Sometimes I have breakfast from home. How about you?”
Annisa             : “I never do it now, because I stay in boarding house. Not enough time to cook some meals.”
Rosa                : “Whose house did you rent?”
Annisa             : “I rent Mr.Rieke house, she is a business woman.”
Rosa                : “What time you usually wake up Annisa? What are your morning activity?”
Annisa             : “I usually wake up at half past five then I pray, clean my room, do ritual washing and take a bath. How about you?”
Rosa                : “I usually wake up at five o’clock then I clean my room and cook some meals for my aunt’s family. After that I take a bath and go to campus.”
Annisa             : “Who usually accompany you cooking Rosa?
Rosa                : “My aunt usually accompany me.”
Annisa             : “When will you arrive to my boarding house Rosa?”
Rosa                : “How about this evening? We don’t has class this evening.”
Annisa             : “I think that’s great idea. With whom will you go to my boarding house?”
Rosa                : “I will go to your boarding house with Erlia or alone. Which do you think?”
Annisa             : “I think you should be with Erlia.”
Rosa                : “Okay, wait me this evening.”

Waduk Kedung Ombo : Sejarah Teror Yang Di Sponsori Negara

Tragedy Waduk Kedung Ombo. Mungkin istilah ini terdengar lawas oleh beberapa pemerhati masalah social, politik, ataupun masyarakat awam di wilayah boyolali, sragen, dan purwodadi. Akan tetapi bukankah sejarah seperti lagu lama yang bila di putar menimbulkan romantisme tersendiri, serta memiliki banyak makna yang dapat kita renungkan untuk hidup yang lebih baik. Mengutip perkataan Milan Kundera seorang novelis Cekoslovakia bahwa “perjuangan manusia melawan penindasan, adalah perjuangan ingatan melawan lupa”, perkatan tersebut juga diperkuat oleh sebuah adagium lawas “hanya keledeai yang jatuh kedua kali dilubang yang sama”. Kurang lebih seperti itulah fungsi sejarah sebagai bahan refleksi untuk melangkah di hari esok yang lebih baik.
Kasus tragedy Waduk Kedung Ombo (WKO) awalnya bermula dari rencana pemerintah orde baru untuk mendirikan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup bagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. WKO yang sedianya diperuntukan membendung lima aliran sungai, dirancang memiliki luas 6576 hektar, terdiri dari wilayah perairan yang sudah ada seluas 2.830 hektar dan sisanya yang 3.746 hektar akan di dapat melalui “pembebasan” lahan pertanian masyarakat. Program pembangunan WKO sebenarnya merupakan bagian dari program pemerintahan orde baru dibawah Soeharto untuk “me-modernisasi” pembangunan perekonomian Indonesia di sector pertanian melalui pembangunan infrastruktur irigasi yang sebenarnya juga tidak dibutuhkan oleh masyarakat mengingat perairan yang sudah ada sebelumnya dirasa telah mencukupi kebutuhan irigasi petani. Sehingga megaproyek perluasan dan pembangunan bendungan kedung ombo dirasa hanya menjadi lahan basah korupsi dan bagi-bagi proyek croni-croni Soeharto. Pendanaan megaproyek ini diambil dari hutang luar negeri senilai USD 156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun 1985 sampai dengan tahun 1989.
Pembangunan waduk ini diwarnai dengan perlawanan yang begitu sengit dari penduduk setempat yang tanahnya tergusur proyek pembangunan kedung ombo, mereka bersikukuh untuk tetap mempertahankan rumah dan tanah mereka. Selain berdalih ingin mempetahankan tanah leluhur ada juga yang merasa bahwa ganti rugi yang diberikan pemerintah sangat tidak layak. Pada dasarnya mekanisme ganti rugi telah di desain oleh World Bank senilai Rp.10.000/m, akan tetapi Mendagri Soeparjo Rustam menyatakan ganti rugi Rp 3.000,-/m, sedangkan yang terjadi dilapangan adalah pemaksaan kepada warga untuk menerima ganti rugi Rp 250,-/m. Disisi lain warga yang nekat bertahan mengalami terror yang di sponsori Negara berupa intimidasi dan kekerasan fisik. Sampai akhirnya pemerintah membuka bendungan beberapa sungai agar rumah dan tanah warga tenggelam dan tersapu air sehingga mereka mau direlokasi sebagai transmigran ke Sumatra. Gaya represif Negara dan mekanisme ganti rugi yang penuh muslihat ini benar-benar sebuah pelecehan terhadap kemanusiaan dan keluar dari nalar sehat.
Dalam kasus kedung ombo ini secara faktual Negara telah melakukan teror yang nyata melalui represife state apparatus (sumber kekerasan fisik Negara : polisi, tentara, dan aparat lainya) pada warga sipil yang tak bersenjata. Berikut daftar teror yang terjadi di wilayah Kedung Ombo pada masa konflik menurut keterangan penduduk desa-desa di sekitar kedung ombo yang mengakibatkan banyak kerugian secara fisik dan non fisik serta kerugian secara moril dan materiil.

Teror Fisik
  1. Penganiayaan pada warga untuk memakasa menyetujui ganti rugi yang diberikan
  2. Kurungan badan di LP untuk pemaksaan penerimaan ganti rugi
 
Teror Secara Moril
  1. Ancaman dan intimindasi untuk mendapatkan persetujuan ganti rugi
  2. Pemaksaan penerimaan ganti rugi yang telah ditetapkan
  3. Pemberian cap PKI pada para korban yang menolak ganti rugi
  4. Ancaman kurungan dan denda bagi korban yang menolak ganti rugi
  5. Pemblokiran areal proyek dan pengisolasian daerah proyek bagi masyarakat yang menjadi korban atau relawan yang hendak memberi bantuan
  6. Ancaman penghilangan hak atas tanah yang telah dimiliki tanpa ganti rugi
  7. Pemaksaan untuk meninggalkan rumah dengan menaikan elevasi dan debit air
 
Kerugian bersifat material ( harta benda )
  1. Ganti rugi tanah yang terkena proyek dengan Harga Rp.250 yang tidak sesuai dengan dana pembebasan tanah dari World Bank Rp. 10000/m
  2. Pengahancuran sawah yang sedang ditanami tanaman produksi oleh warga
  3. Hilangnya petilasan Nyi Ageng Serang (situs sejarah perjuangan Nyi Ageng Serang).
 
Seperti dalam sebuah kata-kata bijak jawa bahwa sugih tanpo bondo, ngluruk tanpo bolo, lan menang tanpo ngasorake (kaya bukan karena harta, berani bukan karena memiliki pasukan, dan menang tanpa menindas yang kalah) musti menjadi praktek holistik dan persepsi dalam melihat dunia agar peristiwa anti-kemanusiaan seperti tragedi WKO 1985, peristiwa anti-Tionghoa tahun 1918 di karanggede, sampai dengan peristiwa pembantaian PKI tanpa proses peradilan tahun 1966 di gunung botak dan boyolali kota tidak terulang lagi. Kasus WKO haruslah menjadi bahan renungan bersama agar kasus WKO tahun 1985 benar-benar menjadi yang terakhir dari sekian peristiwa anti-kemanusiaan yang pernah terjadi di boyolali. Semua manusia berhak diadili dalam keadaan nyawa yang melekat diraganya, karena sesungguhnya tidak pernah ada manusia yang lebih manusiawi dari manusia yang lainya.


Sumber : diolah dari berbagai tulisan dan kliping media.